• Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak
PIC INDONESIA
  • Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak

g.i.f.t. blog

Sebuah Perjalanan Keluarga: Titik Awal Bagian 2

7/4/2020

1 Comment

 
Picture
SURAT KEEMPAT  UNTUK KELUARGA

Keluarga yang Terkasih,
 
Seminggu yang lalu kita membahas tentang hal sebagai berikut:
 
Point 1: KEINGINAN UNTUK BERHUBUNGAN DENGAN TUHAN
Point 2: MENGAMPUNI ATAU MEMOHON PENGAMPUNAN
 
Ada dua hal yang sulit untuk dilakukan karena kita tampaknya menyerahkan kebebasan individu kita dan tunduk kepada kehendak Tuhan serta mengakui kegagalan kepada pasangan kita. Inilah mengapa kita perlu belajar dari Kristus, yang setara dengan Tuhan (Filipi 2:6), mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:7) untuk mati di atas kayu salib bagi kita. Kita hanya mampu melakukan ini ketika kita belajar kerendahan hati dari Kristus (Matius 11:29).
 
Saya ingin memperkenalkan point yang ketiga, yang akan menyingkapkan apakah kita benar-benar ingin belajar kerendahan hati. Tidak banyak orang yang cukup dewasa dan cukup kuat untuk mengakui “Akulah orang yang terlebih dahulu perlu berubah.” Mereka yang berjalan dekat dengan Tuhan akan memahami kekayaan kerendahan hati dan kekuatan untuk menjalaninya.
 
Point 3: Jadilah yang Pertama untuk Berubah
 
“Apakah saya yang harus terlebih dahulu untuk berubah? Mengapa harus saya? Pasangan saya yang bermasalah. Bukan saya yang melakukan kesalahan-kesalahan ini. Itu adalah kesalahan pasangan saya dan saya yang disalahkan. Seharusnya pasangan saya yang harus berubah. Saya baik-baik saja. Bahkan, saya tidak perlu berubah.” Inilah argumen-argumen yang terus mengalir didalam pikiran kita jika kita diminta untuk mengubah cara-cara kita atau yang lebih buruk lagi, menjadi yang pertama untuk berubah. Dalam setiap kesalahpahaman, sangat lumrah untuk menunjuk orang lain dan berkata, “ Anda salah, Anda salah.” Jika saya yang pertama harus berubah, itu seperti mengakui bahwa saya salah. Dunia telah mengajarkan kita demikian. Apa jawaban kita jika seseorang berkata “Apakah karena kesalahan dan pelanggaran Kristus sehingga Dia disalibkan atau karena KasihNya kepada kita?”

Para Pria: Anda adalah kepala rumah tangga. Jangan memimpin hanya dengan memberitahu tentang cara yang benar dan hal-hal yang benar untuk dilakukan, tetapi pimpinlah mereka dengan memberikan teladan tentang kerendahan hati dan kasih kepada keluarga Anda. Jadilah seperti Kristus yang lebih dari Salomo.
 
Point 4: Membedakan “Kebenaran” dan “Kebohongan”
 
Kata “berita palsu” telah menjadi hal yang sangat umum terjadi dalam 3 tahun yang terakhir. Kita diperingatkan untuk tidak tertipu. Agar tidak terjebak dalam kebohongan, kita harus mampu membedakan antara “Kebenaran” dan “Kebohongan.” “Kebenaran” bisa menjadi suatu ilusi. Perlihatkan sebuah kertas putih kepada sekelompok anak kecil yang berusia 3 tahun dan katakan kepada mereka bahwa warnanya “Hitam”. Lakukan ini sebanyak 10 kali setiap hari selama durasi 10 hari. Setelah hari yang kesepuluh, mintalah seseorang untuk bertanya kepada anak-anak tersebut ketika mereka diperlihatkan selembar kertas putih. Coba tebak. Mereka akan mengatakan bahwa kertas itu “Hitam” karena itu yang diajarkan kepada mereka. Anda tidak ingin mengajarkan hal ini kepada anak-anak Anda karena Anda tahu mereka akan belajar sesuatu yang salah. Suatu “kebohongan” yang cukup sering, cukup lama, dan cukup keras dikatakan, akan menjadi suatu kebenaran.

Kita telah mendengar banyak ketidakbenaran yang menyebar diseluruh dunia dan di banyak rumah tangga. Berikut adalah contoh-contoh apa yang terjadi kepada dua pasangan setelah beberapa tahun menikah:
 
Pasangan 1:

Istri-
Saya satu-satunya yang berusaha agar pernikahan kami berhasil. Saya telah mencoba 2-3 tahun dan tidak terjadi apa-apa. Suami saya tidak lagi peduli dengan keluarga dan lebih tertarik membantu orang lain, bahkan setiap akhir pekan. Dia pulang terlambat hampir setiap hari, dan keluar setiap akhir pekan. Setiap kali saya bertanya megapa dia sering keluar, dia menjawab bahwa dia memiliki banyak pekerjaan dikantornya atau teman-temannya membutuhkan bantuannya. Saya tidak dapat membangun kembali hubungan saya dengan suami saya sendirian. Saya sudah lelah mencoba. Apakah ini sebuah kebenaran atau sebuah kebohongan?
 
KEBENARAN: Setelah berbicara dengan suaminya, kami menemukan bahwa dia benar-benar ingin pernikahan mereka berhasil sama seperti yang diinginkan oleh istrinya. Ada kalanya dia sering mencoba untuk membahagiakan istrinya tetapi usahanya salah karena dia tidak tahu hal yang benar untuk dilakukan. Mereka sepertinya tidak saling memahami kebutuhan satu sama lain. Akibatnya, mulai timbul pertengkaran dan pertengkaran tersebut menjadi semakin intens. Dia merasa bahwa dia tidak diterima dan dihormati dirumahnya sendiri. Untuk menghindari lebih banyak konflik dengan istrinya, dia memutuskan untuk menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari istrinya. Dia akan berlama-lama di luar setelah bekerja dan menghabiskan hampir  setiap akhir pekan di luar rumah. Alasannya seringkali “Aku sibuk di kantor atau temanku butuh pertolonganku.” Agar tidak lebih menyakiti istrinya.
 
Pasangan 2:

Suami-Saya sangat kesal dengan istri saya karena dia selalu meminta untuk memakai handphone saya. Dia punya handphone sendiri. Tidak ada alasan bagi dia untuk menggunakan handphone saya. Terlibat dalam pelayanan konseling di gereja, saya membutuhkan handphone saya untuk menghubungi dan menerima panggilan karena anggota jemaat gereja saya mungkin perlu menghubungi saya dengan segera. Istri saya sangat keterlaluan dan tindakannya dapat merusak pelayanan konseling saya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya pertengkaran. Apakah ini benar atau salah bahwa istrinya keterlaluan?

KEBENARAN: Sekitar 1-2 bulan kemudian sang suami mengakui alasan sebenarnya mengapa dia menunjukkan ketidaksenangan ketika istri menggunakan handphonenya. Dia takut jika istrinya akan mengetahui bahwa dia sedang melakukan konseling dengan beberapa wanita di gereja. Dia merasa bahwa istrinya mungkin akan salah memahami beberapa SMS yang dia miliki dengan mereka atau menemukan bahwa ada seorang wanita yang dia SMS lebih sering daripada yang lain. Dia juga mengakui telah menonton pornografi sesekali dan tidak ingin istrinya secara tidak sengaja menemukan hal tersebut ketika dia menggunakan handphonenya.
 
Ketika Anda ingin membangun kembali pernikahan Anda, Anda akan menghadapi konflik dalam pikiran Anda yang akan membuat Anda putus asa, bahkan sampai pada poin untuk menyerah. Beberapa pemikiran yang mungkin mengambang dalam pikiran Anda adalah:

1. Saya telah banyak berkorban tetapi tidak banyak yang berubah.
2. Pasangan saya berkata dia akan berubah tetapi itu hanya berlangsung selama 2 hari.
3. Lihat, itu terjadi lagi, mengapa saya harus menghabiskan waktu saya untuk berusaha membantu pasangan saya?
4. Pasangan saya hanya mengatakan hal-hal yang kedengarannya bagus, tapi saya tidak percaya dia akan melakukannya.

Kita akan mempercayai pernyataan-pernyataan ini jika kita tidak mampu membedakan antara kebohongan dan kebenaran. Untuk membedakan akan sulit karena:
 
1. Kebohongan terkait dengan beberapa elemen dari kebenaran, membuatnya sangat sulit dideteksi
2. Kebohongan dapat terdengar logis dan terpercaya
3. Kebohongan di rancang untuk membawa pengalaman masa lalu kita, dengan demikian meragukan upaya kita untuk memperbaiki situasi
4. Kebohongan memberi makan keinginan, harapan, dan impian kita tetapi tujuannya adalah membuat kita tidak berguna bagi Tuhan

Kita mempercayai kebohongan bukan karena kita harus, tetapi karena kita ingin.
 
Cara yang terbaik untuk mendeteksi apakah suatu pemikiran merupakan kebenaran adalah dengan memeriksanya dengan pengajaran Tuhan dari Alkitab. Jadi buatlah menjadi keinginan kita untuk membangun Firman Tuhan ke dalam kehidupan kita.
 
SALING MEMBANTU: Bagikan dengan beberapa keluarga:
 
a. Tanyakan kepada pasangan Anda apa 3 area dalam kehidupan Anda yang perlu diubah untuk membuat pernikahan Anda menjadi lebih baik. Kemudian, tanya pasangan Anda untuk memberikan beberapa contoh positif dalam membantu Anda melakukan perubahan-perubahan tersebut.
b. Selain waktu doa harian dengan keluarga Anda, miliki waktu doa khusus hanya dengan pasangan Anda. Ini adalah waktu ketika Anda saling mendoakan, khusunya untuk kekuatan dan hikmat untuk berubah di 3 area tersebut.
c. Sebutkan 2 kemungkinan kebohongan (dari suami & istri) yang dapat merusak hubungan Anda.

Suami/istri: Sekalipun setan meletakkan 1,000 alasan dalam pikiran Anda untuk menyerah dalam pernikahan Anda, Anda akan menemukan SATU alasan untuk mempertahankannya. Maka Anda tahu bahwa Anda benar-benar saling mengasihi. Dengan kasih, Anda akan mampu untuk mengampuni dan membangun kembali pernikahan Anda karena kasih menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4:8, Amsal 10:12).
 
Meskipun secara fisik kami tidak bersama dengan Anda, ketahuilah bahwa kami selalu membawa Anda kedalam setiap doa-doa kami.
 

Dengan kerendahan hati dalam Kristus,
Pdt. Thomas dan Ibu Pamela Teh
1 Comment
Heather Walt link
9/16/2021 05:55:33 am

Hi nice reading youur post

Reply



Leave a Reply.

    penulis

    Pdt. Thomas dan Ibu Pamela telah terlibat dalam pelayanan trasformasi hidup dan konseling pribadi. Selama lebih dari 22 tahun, mereka telah terlibat dalam seminar-seminar untuk membantu para pasangan dan keluarga di Indonesia, Malaysia dan Singapura.
    Pengalaman langsung dan prinsip-prinsip Alkitabiah memberikan mereka reputasi yang baik untuk membimbing dan menuntun para pasangan melalui penyelesaian konflik pernikahan dan keluarga.

    RSS Feed

Home
​About Us
​Pic Hub
MMin
Training Center
Resources
Trainings
Newsletters
Contact
Resources
- Gospel Resources
- Letters for Family
- Podcast
- Leadership FAQs
Trainings
- English Training
- Religious Training

Follow us on Social Media

Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: infopicindo@gmail.com
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074
Subscribe to our Weekly Newsletter!
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia 

International Correspondence Address:
360 Dunearn Rd Singapore 299552
Halaman Muka
Tentang Kami
PIC Hub
MMin
Training Center
Sumber Daya
Pelatihan
Newsletters
Kontak
Sumber Daya
- Injil
- Surat untuk Keluarga
- Podcast
- FAQs Kepemimpinan

Pelatihan
- Pelatihan Bahasa Inggris
- Pelatihan Keagamaan​

Ikuti Kami di Media Sosial

Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: infopicindo@gmail.com
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074​​
Silakan Berlanggan Buletin Kami!
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia

Alamat Korespondensi Internasional: 
360 Dunearn Rd Singapore 299552
  • Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak