• Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak
PIC INDONESIA
  • Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak

g.i.f.t. blog

Sebuah Perjalanan Keluarga: Kekuatan Akan Pengampunan

7/4/2020

0 Comments

 
Picture
SURAT KEDUA UNTUK KELUARGA

Keluarga yang Terkasih,

Kami telah menikah selama 44 tahun. Tahun ini akan menjadi tahun yang ke-45 dan ini benar-benar merupakan anugerah Tuhan kami masih bisa terus bersama-sama. Ada banyak momen dalam kehidupan ketika kami berpikir bahwa sangat sulit sekali untuk tetap berjalan. Ada juga masa dimana ketika salah satu dari kami berpikir – “Saya sudah muak”. Apakah Anda pernah mengalami masa-masa seperti ini? Apa yang telah kita alami, dalam bayangan saya, sama dengan yang  dialami oleh banyak pasangan. Tetapi apa yang benar-benar berbeda dalam pernikahan kami adalah bagaimana kami merespon pengalaman yang dihadapi oleh semua pasangan yang sudah menikah.

Secara sederhana, ketika ada hujan atau badai, semua orang terkena dampaknya. Ada yang basah kuyup, yang lain mungkin hanya sedikit basah. Ada yang bersukacita dan menari saat hujan, sementara yang lain mengeluh/mengomel dan menunjukkan ketidaksenangannya. Anda tergolong dalam kelompok yang mana tergantung pada beberapa hal berikut:

1. PERSIAPAN: Dalam tahun-tahun pertumbuhan kita, orang tua kita mengajarkan kita bagaimana memprediksi kemungkinan datangnya hujan dengan cara memperhatikan langitnya. Mereka juga memberitahukan kepada kita untuk membawa payung kecil dalam tas kita kapanpun kita keluar dari rumah. Sebagai tambahannya, hari ini, kita juga melihat ramalan cuaca pada ponsel kita sehari atau dua hari sebelumnya.                                 

Sama halnya, pernikahan membutuhkan persiapan dan dalam berbagai cara, sebuah perubahan pola pikir. Kita tidak dapat lagi berpikir tentang “aku”, tetapi kita harus belajar tentang “kami”. Saya dan istri saya telah belajar, selama bertahun-tahun, bahwa persiapan yang terbaik ditemukan dalam Alkitab. Jika kita mampu meletakkan dasar sistem nilai kita didalam FirmanNya, maka tidak akan ada lagi konflik tidak memberikan ruang untuk kemarahan dan kepahitan bertumbuh dan membusuk didalam hati kita. Lagipula, kita akan lebih diperlengkapi untuk mengatur dan menemukan solusi atas tantangan-tantangan kita. Allah telah menciptakan kita. Dia tahu setiap permasalahan yang kita hadapi. Dengan cara yang lembut dan penuh kasih, Dia telah menanamkan jawaban-jawaban di dalam FirmanNya. Firman Tuhan mempersiapkan dan memperlengkapi kita. Jangan mengabaikan keindahan dan kebijaksanaan Alkitab.

2. KEMURNIAN: Melihat ke belakang, kami menyadari bahwa, dalam tahun-tahun pertumbuhan kami, kami sering melakukan dan mencari sesuatu untuk keuntungan pribadi kami. Kami telah belajar bahwa apa yang kami katakan, lakukan dan bagaimana kami merespon terhadap situasi-situasi dapat menyakiti atau membantu orang lain. Tuhan tahu akan hal ini dan ini bukanlah hal yang mengejutkan bahwa Dia berkata, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu, siapakah yang dapat mengetahuinya" (Yeremia 17:9). Keingingan untuk membuat hati kita tetap murni, ketika terjadi suatu yang menyinggung hati kita, kita harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar dan kata-kata hinaan kepada pasangan kita, melainkan menggantinya dengan sikap yang mengasihi. Ini adalah cara yang terbaik untuk mengalahkan berbagai macam bentuk kejadian yang tidak mengenakkan. Sebenaranya, itu semua karena kasih karunia Allah bahwa kita tidak mendapatkan apa sebenarnya yang layak kita dapatkan (hukuman dan siksaan) melainkan kita mendapatkan apa yang tidak layak kita terima (pengampunan dan berkat).

Saya pernah menyebutkan Lukas 23:34 pada surat saya yang sebelumnya. Saya ingin mengemukakan  beberapa detail yang membawa Yesus membuat pernyataan ini. Ada serangkaian peristiwa yang menyakitkan terjadi sebelum kematianNya di atas kayu salib. Dia dipenjarakan, dihina, dicambuk, dimahkotai duri, dipaku, dan ditombak, diperlakukan dengan kasar dan dipermalukan. Dia bisa saja memanggil para malaikatNya untuk menghancurkan “musuhNya”, untuk membinasakan mereka dengan hanya mengucapkan satu kata dariNya, atau mengedipkan mata. Dia dituduh bukan karena melakukan kejahatan melainkan melakukan kebaikan – menyembuhkan, menyediakan, mengasihi, dan peduli akan manusia. Kristus sepenuhnya dibenarkan untuk memperbaiki yang salah. Tetapi mulutnya perkataan yang keluar dari mulutnya adalah, “Bapa, ampuni mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan…” dilanjutkan dengan memberikan hidupNya untuk manusia. Satu pernyataan dan satu tindakan ini menunjukkan kekuatan yang sebenarnya dari seorang pemimpin. Dia tidak melakukan apa-apa untuk menunjukkan kuasaNya dalam memerintah sebuah pasukan, memerintah sebuah kerajaan atau menguasai keduabelas muridNya, melainkan telah menunjukkan kekuatan sejatiNya – kerelaanNya untuk mengorbankan diriNya sendiri bagi umatNya.

Apakah memiliki kekayaan yang banyak, anak yang banyak,  gelar yang panjang dan posisi yang tinggi dalam suatu organisasi setara dengan kepemimpinan yang hebat? Sejauh yang Tuhan Lihat, kepemimpinan yang sejati ada didalam setiap pribadi manusia – kemampuannya untuk melakukan kasih karunia, untuk mengampuni, dan untuk mengasihi. 

Rangkuman:

Suami– kuasai kekuatanmu untuk menunjukkan bagaimana Anda dapat mengampuni,  bertekun, dan rendah hati. Ikuti teladan Kristus.

Istri– kekuatanmu (yaitu kelemahlembutan/kesabaran yang terkendali) datang dengan cara Anda tunduk kepada suami Anda. Salah satu panduan yang bagus adalah dengan menanyakan diri Anda sendiri pertanyaan ini: Apakah cara saya berbicara dan menghormati suami saya sama dengan kepada pemimpin saya di tempat kerja?

Badai akan terus muncul dalam kehidupan kita. Terkadang kita yang membuatnya dan terkadang bisa saja berasal dari anggota keluarga kita. Responlah dengan benar.

Membantu Sesama: Berbagi dengan beberapa keluarga (audio atau video) pada area ini:

a. Apakah Kristus bodoh karena telah mengampuni manusia atas apa yang telah mereka perbuat kepadaNya? Mengapa iya, mengapa tidak? Jelaskan.

b. Tuhan tidak melakukan kesalahan. Akan tetapi Dia dituduh, dianiaya, dan disalibkan untuk dosa manusia. Di atas kayu salib, Dia memberikan teladan tentang pengampunan. Maukah Anda menjadi teladan bagi keluarga Anda dan lainnya agar diikuti? Bagikan beberapa kesaksian dalam rumah Anda ketika Anda memiliki kesempatan untuk menunjukkan pengampunan:

Para pria: Jadilah pemimpin yang sejati di dalam keluarga Anda dan gereja

Para wanita: Penuhi peran terbesar anda dalam kehidupan – seorang penolong bagi suami Anda.


Dengan kerendahan hati dalam Kristus,
Pdt. Thomas dan Ibu Pamela Teh
0 Comments



Leave a Reply.

    penulis

    Pdt. Thomas dan Ibu Pamela telah terlibat dalam pelayanan trasformasi hidup dan konseling pribadi. Selama lebih dari 22 tahun, mereka telah terlibat dalam seminar-seminar untuk membantu para pasangan dan keluarga di Indonesia, Malaysia dan Singapura.
    Pengalaman langsung dan prinsip-prinsip Alkitabiah memberikan mereka reputasi yang baik untuk membimbing dan menuntun para pasangan melalui penyelesaian konflik pernikahan dan keluarga.

    RSS Feed

Home
​About Us
​Pic Hub
MMin
Training Center
Resources
Trainings
Newsletters
Contact
Resources
- Gospel Resources
- Letters for Family
- Podcast
- Leadership FAQs
Trainings
- English Training
- Religious Training

Follow us on Social Media

Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: infopicindo@gmail.com
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074
Subscribe to our Weekly Newsletter!
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia 

International Correspondence Address:
360 Dunearn Rd Singapore 299552
Halaman Muka
Tentang Kami
PIC Hub
MMin
Training Center
Sumber Daya
Pelatihan
Newsletters
Kontak
Sumber Daya
- Injil
- Surat untuk Keluarga
- Podcast
- FAQs Kepemimpinan

Pelatihan
- Pelatihan Bahasa Inggris
- Pelatihan Keagamaan​

Ikuti Kami di Media Sosial

Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: infopicindo@gmail.com
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074​​
Silakan Berlanggan Buletin Kami!
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia

Alamat Korespondensi Internasional: 
360 Dunearn Rd Singapore 299552
  • Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak