PIC INDONESIA
  • HOME
  • Beranda
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Weekly Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Materi Mingguan
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Newsletters
    • Training Center
  • Contact
  • Kontak
  • HOME
  • Beranda
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Weekly Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Materi Mingguan
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Newsletters
    • Training Center
  • Contact
  • Kontak

g.i.f.t. blog

Sebuah Perjalanan Keluarga: Ini Adalah Komunikasi

7/4/2020

0 Comments

 
Picture
SURAT KEENAM UNTUK  KELUARGA

Keluarga yang Terkasih,
 
Dalam kitab Kejadian 1:3 – “Dan Allah berfirman, jadilah terang, lalu terang itu jadi.”
                                                                                               
Ini adalah hal pertama yang telah Allah lakukan. Dia berfirman. Dia menciptakan. Dia membawa terang ke dalam dunia. Tiga hal yang terjadi hanya dalam satu ayat.
 
Allah berfirman dan terang muncul dari kegelapan. Ini sangat menarik bahwa hal pertama yang Dia ciptakan adalah terang. Terang memiliki sebuah arti yang simbolis di dalam Alkitab:
a. Terang adalah kehidupan: Yesus berkata, “Akulah terang dunia…. Terang kehidupan” (Yohanes 8:12)
b. Terang mengatasi kegelapan: “Dan terang itu bercahaya di dalam kegelapan…” (Yohanes 1:5)
c. Cahaya menerangi dan memberikan arah: “Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang… dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16)

1. BERKOMUNIKASI UNTUK MENERANGI: Biarlah komunikasi kita menjadi sesuatu yang membawa cahaya dan kehidupan kepada pasangan dan orang-orang yang kita kasihi. Ini bisa terjadi ketika perkataan-perkataan kita memberikan dorongan dan harapan, dan dengan melakukan hal tersebut, mendekatkan mereka kepada Tuhan. Yakobus 1:19 menjelaskan bagaimana kita seharusnya merespon ketika kita menghadapi situasi yang tidak menyenangkan:
 
a. CEPATLAH DALAM MENDENGAR: Menjadi kesal dan marah merupakan kejadian yang umum terjadi di banyak rumah tangga. Orang yang melakukan kesalahan dengan cepat dihukum tanpa diberikan kesempatan untuk menjelaskan (Amsal 29:20). Sangatlah bijaksana untuk mengizinkan orang tersebut untuk menjelaskan situasinya. Jadilah cepat dalam mendengarkan mereka. Yakobus menasihatkan kita untuk mendengarkan terlebih dahulu dan mendengarkan dengan baik untuk memahami situasinya, sebelum mengambil kesimpulan. Tujuan kita untuk mendengarkan orang tersebut bukan untuk mengumpulkan alasan-alasan untuk membenarkan teguran kita. Keinginan kita seharusnya untuk membantu, membimbing, mengajar dan membangun orang tersebut.
 
b. LAMBATLAH DALAM BERKATA-KATA: Pemikiran dibalik ini adalah untuk berpikir dengan hati-hati sebelum mengekspresikan diri kita sendiri. Kita mempunyai kecenderungan, karena sifat alami dosa kita,  menggunakan kata-kata untuk menyakiti dan merusak. Seorang pria/wanita yang bijak akan menggunakan kata-katanya untuk mendorong dan menyembuhkan luka. Komunikasi kita seharusnya tanpa kecurangan, tujuan yang jahat, ataupun tipu daya melainkan untuk membangun (membantu, meningkatkan, mencerahkan) pasangan kita (Efesus 4:29, 5:26). Pakailah komunikasi untuk menguatkan dan membangun kembali sebuah pernikahan. Pilihan kata-kata saya menyingkapkan siapa saya sebenarnya. 

c. LAMBATLAH UNTUK MARAH: Setelah mendengar suatu penjelasan, kita mungkin menyadari bahwa itu benar-benar sebuah moment kesembronoan atau sebuah kekeliruan yang menghasilkan kesalahan. Apa seharusnya yang menjadi respon saya ketika jelas bahwa itu adalah kesalahan pasangan saya? Kata-kata itu sendiri dapat sangat menyakitkan tetapi kadang-kadang kita merangkainya dalam bentuk teguran yang kasar kepada pasangan kita, “Aku sudah muak dengan kesalahanmu. Sekarang aku harus membereskan kesalahan yang telah kau buat.” Kata-kata ini bisa menyakitkan dan melukai. Pertengkaran dapat muncul dari kemarahan kita dan perkataan yang tidak baik (Amsal 15:1,4).
Jika keinginan saya adalah untuk membantu dan menjadi berkat bagi pasangan saya, saya akan memiliki pemikiran yang baik seperti:
 
a. “Pasanganku mungkin telah melewati hari yang sulit, sehingga melakukan kesalahan.”
b. Apakah aku menjadi egois? Apakah aku marah karena aku tidak suka melakukan kebersihan?”
c. “ Ini bisa menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepada pasanganku bahwa aku mengasihi dia.”
                       
Memiliki sebuah sudut pandang seperti Kristus menciptakan pikiran yang mengasihi. Pikiran yang mengasihi akan menuntun kepada keramahan dan respon yang baik.
 
2. KOMUNIKASI UNTUK MENCIPTAKAN: Ciptaan yang telah terjadi setelah Allah berfirman adalah salah satu simbol yang besar. Hanya terang yang mampu mengatasi kegelapan. Kitab Kejadian telah memperkenalkan kekuatan-kekuatan yang berlawanan (seperti kegelapan vs terang, kebaikan vs kejahatan, benar vs salah, rendah hati vs kesombongan, kepuasan hati vs keserakahan, dsb) yang merupakan sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Marilah isi percakapan kita dengan anugrah, kasih dan berkat dengan tujuan untuk menghapus luka, dendam, dan sakit hati masa lalu.

Komunikasi dapat menciptakan kesempatan-kesempatan untuk:

a.Transparansi: Beritahukan kepada pasangan Anda rasa sakit Anda, kekhawatiran, harapan dan sukacita Anda sehingga pasangan Anda dapat benar-benar tahu tentang Anda. Tanyakan apa yang tidak begitu Anda ketahui tentang pasangan Anda sehingga Anda dapat benar-benar mengenalnya. Dalam proses memberitahukan dan menanyakan, Anda membangun KEPERCAYAAN melalui transparansi Anda.

b. Pengertian: Jika kita ingin memahami seseorang, kita perlu mengenal dia dengan baik, dan komunikasi yang baik sangat penting dalam mencapai hal tersebut. Namun, ada banyak alasan dalam keinginan kita untuk memahami pasangan kita. Kita bisa saja menggunakan pemahaman itu untuk menertawakan cara berpikir pasangan kita, menggunakan itu untuk mempermalukan pasangan kita karena preferensi pribadi tertentu atau mengambil keuntungan dari ketakutan pasangan kita. Kita juga ingin mengerti pasangan kita, hanya karena kita ingin lebih efektif dalam membantu, mendorong, dan menunjukkan kasih kita dan kepedulian kita.

c. Kesatuan/Unity: Ini hanya mungkin ketika ada sebuah hubungan yang baik, jika tidak, itu dapat dengan mudah dipecah belah dengan kekesalan, perselisihan atau stress. Alih-alih memerintah atau mendikte, kita seharusnya membawa pasangan kita ke dalam hidup kita dengan membagikan:
​           
i. kekhawatiran kita, bukan komplain tentang kegagalan pasangan kita
ii. harapan kita, bukan menyalahkan pasangan kita karena menghindari tanggung jawab
iii. pergumulan kita, bukan ketidakmampuan pasangan kita.

Ketika kita berkomunikasi dalam sebuah kepedulian dan dengan cara yang lembut, kita menarik pasangan kita lebih dekat kepada kita. Kristus berkata kepada kita untuk mengasihi bahkan musuh kita. Bagaimana mungkin kita dapat berkata bahwa kita tidak dapat mengasihi pasangan kita?
 
Yesus seringkali berbicara dengan BapaNya sesibuk apapun Dia atau sesusah apapun Dia. Yesus bangun pagi-pagi sekali untuk berdoa, memisahkan diri dari keramaian untuk berdoa, dan ketika Dia tahu bahwa Dia akan menghadapi tantangan dan menderita di atas kayu salib, Dia berdoa. KetaatanNya dan KasihNya kepada BapaNya menghasilkan kesatuan tujuan yang kuat – keselamatan kita.
 
RANGKUMAN:

Komunikasi dengan pasangan kita dengan tujuan untuk mempersatukan kedua hati.
 
SALING MEMBANTU: Bagikan hal berikut kepada beberapa keluarga:
 
1. Renungkan Efesus 4:31-32. Bagaimana ayat-ayat ini telah mempengaruhi atau mengubah cara Anda berkomunikasi dengan pasangan Anda?
 
2. Dengan kerendahan hati dan kasih yang sejati, tanyakan kepada suami/istri Anda, apa dua hal yang ingin dilihat lebih banyak dan lebih sedikit oleh pasangan Anda dalam diri Anda?
 
Pengampunan memungkinkan kita untuk melupakan masa lalu.
 
Komunikasi membantu kita membangun kembali pernikahan kita dan mendasarkannya kepada kebenaran firman Tuhan.
 
 
Oleh AnugerahNya,
Pdt. Thomas dan Ibu Pamela Teh
0 Comments



Leave a Reply.

    penulis

    Pdt. Thomas dan Ibu Pamela telah terlibat dalam pelayanan trasformasi hidup dan konseling pribadi. Selama lebih dari 22 tahun, mereka telah terlibat dalam seminar-seminar untuk membantu para pasangan dan keluarga di Indonesia, Malaysia dan Singapura.
    Pengalaman langsung dan prinsip-prinsip Alkitabiah memberikan mereka reputasi yang baik untuk membimbing dan menuntun para pasangan melalui penyelesaian konflik pernikahan dan keluarga.

    RSS Feed

Home
​About Us
​Pic Hub
MMin
Training Center
Resources
Trainings
Newsletters
Contact
Resources
- Gospel Resources
- Letters for Family
- Podcast
- Leadership FAQs
Trainings
- English Training
- Religious Training

Follow us on Social Media

Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: [email protected]
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia 

International Correspondence Address:
360 Dunearn Rd Singapore 299552
Halaman Muka
Tentang Kami
PIC Hub
MMin
Training Center
​Sumber Daya
Newsletters
Kontak
Sumber Daya
- Injil
- Surat Untuk Keluarga
- Podcast
- FAQs Kepemimpinan
Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: [email protected]
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia 

​
International Correspondence Address:
360 Dunearn Rd Singapore 299552​