• Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak
PIC INDONESIA
  • Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak

g.i.f.t. blog

Sebuah Perjalanan Keluarga: Apa Itu Komunikasi?

7/4/2020

0 Comments

 
Picture
SURAT KELIMA KEPADA KELUARGA

Keluarga yang terkasih,
 
Dalam surat saya yang lalu, saya telah mencantumkan 4 area yang merupakan prasyarat untuk membangun kembali hubungan kita satu sama lain.
Point 1: MENGINGINKAN HUBUNGAN YANG DEKAT DENGAN TUHAN
Point 2: MENGAMPUNI DAN MEMINTA PENGAMPUNAN
Point 3: MENJADI YANG PERTAMA UNTUK BERUBAH
Point 4: MEBEDAKAN ANTARA “KEBENARAN” DAN “KEBOHONGAN”

Ini merupakan prinsip-prinsip yang dapat dengan mudah saya ajarkan kepada orang lain tetapi seringkali menantang untuk dilakukan dalam kehidupan pribadi saya. Bahkan setelah menerapkan hal-hal tersebut, membutuhkan waktu yang lama bagi saya untuk melihat hasil yang jelas. Dalam prosesnya, saya juga harus terus mengingatkan diri saya sendiri bahwa saya harus waspada dan tidak dengan mudah terganggu oleh kebohongan dan kesombongan saya sendiri.

Alkitab mengajarkan kita beberapa hal penting yang dapat kita lakukan untuk memperkuat hubungan kita. Para pria secara khusus diminta untuk mengasihi istrinya dan para wanita untuk menghormati suaminya. Ini sering direfleksikan dalam KOMUNIKASI kita.

Kurangnya komunikasi dan komunikasi yang salah telah mempengaruhi banyak hubungan, khusunya hubungan pernikahan. Sebuah hubungan pernikahan berbeda dengan hubungan yang lainnya. Itu merupakan hubungan yang sakral. Kita tidak dapat mengganti pasangan kita dengan sesuka hati kita, seperti mengganti pekerjaan kita hanya karena tidak sesuai dengan kita atau tidak berhasil. Allah telah menetapkan pernikahan sebagai sebuah perjanjian (Matius 19:6) – sumpah yang mengikat, yang menekankan tanggungjawab dan hubungan antara pihak-pihak yang terlibat. Melanggar janji atau memegang janji tersebut memiliki konsekuensi dan ganjaran (Imamat 26:15-39).


Allah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya komunikasi didalam suatu hubungan. Beberapa contohnya adalah:

1. Allah memberikan Adam seorang penolong (Hawa) sehingga dia tidak akan kesepian dan akan mempunyai seseorang yang dapat memenuhi kebutuhannya dan menjadi temannya (Kejadian 2:18).
2. Allah telah berkomunikasi dengan umatNya, sebagai contoh, Adam, Hawa, Nuh, Abraham, Musa, para nabi dan imam.
3. Allah terus berbicara kepada kita melalui Firman, doa-doa (2 Timotius 3:16, Yohanes 6:63) dan mimpi-mimpi (Kis 2:17).

Komunikasi yang efektif memiliki 3 aspek:
 
1. KEJELASAN KOMUNIKASI: Apa yang saya katakan belum tentu apa yang dia dengar.

Contohnya:
Saya menunjuk sepotong kue dan bertanya, “Kue ini bisa dimakan?”
Dia jawab: “Ya”
Saya ambil dan memakannya.
Lalu dia berkata, “Mengapa kamu makan kue yang tinggal sepotong itu? Aku mau menyimpannya untuk anak kita.”
Dalam pikiran saya ketika saya bertanya, “Kue ini bisa dimakan?”, maksud saya adalah “Bisakah aku memakan kue ini?”
Sayangnya, istri saya berpikir bahwa saya bertanya apakah kue ini masih bisa dimakan atau sudah basi. Secara tidak sengaja saya telah membuat kesalahpahaman dengan tidak berbicara dengan jelas.
Tanpa adanya kejelasan yang memadai, kesalahpahaman dapat terjadi dan mengakibatkan pertengkaran dan ketidaksenangan antara satu sama lain. Masalah ini dapat menjadi tambah besar, khususnya dalam suatu hubungan yang “sudah rusak”.


2. TINGKAT KOMUNIKASI: Apa yang kita diskusikan berbeda ketika kita berbicara dengan orang asing, teman, atau anggota keluarga. Kita dapat memikirkan tentang hal-hal pribadi ketika orang tersebut lebih dekat dengan kita. Ada juga perbedaan antara berbicara dengan seorang pria atau seorang wanita.

Contohnya:

Istri saya bertanya, “Bagaimana tadi ditempat kerja?”
Saya menjawab, “Ok, bagaimana harimu dirumah?”
Istri saya berkata, “Agak sedikit sibuk. Anak-anak sangat baik hari ini. Mereka membantu membersihkan rumah bahkan ingin membantu memasak. Mereka menunjukkan rasa tanggungjawab yang besar dengan menyelesaikan PR dan membersihkan kamar mereka. Aku sangat bangga dan senang dengan perilaku mereka. Oh, tetangga kita Mey, tadi singgah untuk mengantar semangkuk besar ikan pedas yang dia buat. Aromanya sedap, aku tidak tahu kalau dia pandai memasak. Obrolan kami tadi juga membantuku untuk lebih mengerti tentang dia. Kamu ingat aku pernah bilang kalau dia itu sombong dan suka pamer? Aku tidak mungkin salah. Aku telah menyadari ternyata dia sebenarnya sangat lembut dan baik. Aku pikir, dia dan aku bisa menjadi kompak. Ketika dia tadi muncul dipintu, aku berpikir apa yang akan kami bicarakan. Coba tebak berapa lama kami mengobrol? Kira-kira 3 jam! Kamu pasti tidak percaya. Kamu pasti akan terkejut apa yang aku katakan kepadanya sebelum dia pergi. Aku minta dia untuk datang lagi besok. Dia sangat senang ketika mendengar aku mengundangnya. Kamu seharusnya melihat wajahnya. Aku belum pernah melihat senyum yang begitu manis. Dia bilang  dia akan membuat kue besok.”

Lihat perbedaan jawaban antara pria dan wanita dengan pertanyaan yang sama?

Para Pria: Jika Anda ingin berkomunikasi dengan istri Anda secara efektif, Anda tidak bisa menyimpulkan seluruh hari Anda dalam satu kata “OK”. Anda juga tidak dapat memberitahukan kepadanya fakta-fakta dasar seperti, “Aku punya banyak sekali pekerjaan hari ini. Banyak orang yang menghubungi dan kami harus memproses semua pesanan sebelum meninggalkan kantor”. Ini tidak akan berhasil. Seorang wanita butuh tahu apa yang Anda pikirkan, bagaimana perasaan Anda, mengapa Anda merasa seperti ini, mengapa dan apa yang membuat Anda kesal, mengapa Anda berpikir secara berbeda, dsb.  Para pria, kita perlu berbicara dari dalam hati kita dan mengungkapkan perasaan kita. Singkatnya, kita harus lebih rentan terhadap pasangan kita. Ketika Anda bertanya kepadanya “Bagaimana harimu?”, dia membutuhkan waktu 20 menit untuk menjawab, membuat Anda bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Dia sebenarnya sedang mencurahkan pikirannya dan perasaannya.

Para Wanita: Tunjukkan hormat kepada suami Anda. Para pria lebih suka berbicara sedikit dan tidak akan membagikan semua secara detail. Dari pengalaman Anda, Anda tahu bahwa pria dapat menyingkat 8 jam di kantor menjadi kurang dari 30 detik, tetapi wanita bisa menghabiskan 30 menit bahkan lebih.

Seorang suami akan langsung menuju sepeda motornya dalam waktu 2-4 menit setelah seminar selesai. Dia akan masih duduk disitu selama 20 menit menunggu istrinya muncul. Seorang wanita biasanya harus berhenti 3-5 kali ketika menuju ke sepeda motor hanya untuk mengobrol dengan temannya. Ketika suami Anda telah menunjukkan kesabarannya kepada Anda dalam beberapa kesempatan, sabarlah ketika suami Anda mencoba untuk berkomunikasi dengan Anda. Dia akan membutuhkan waktu agar mampu berbicara seperti Anda. Ketika suami Anda menanyakan sesuatu kepada Anda, Anda juga dapat memperpendek jawaban Anda dan tidak membiarkannya berdiri selama 20 menit bertanya-tanya apakah dia telah melakukan hal yang benar dengan menanyakan pertanyaan itu kepada Anda.


Saya seringkali ditanya, “Bisakah saya memberitahukan kepada pasangan saya tentang perasaan dan pergumulan saya? Haruskah saya terbuka kepada pasangan dan menjadi begitu rentan?” Itu bergantung kepada bagaimana Anda melihat keluarga Anda dan rumah Anda. Jika Anda percaya bahwa rumah Anda adalah medan tempur dan anggota keluarga Anda adalah musuh Anda maka Anda akan sangat kesulitan untuk membiarkan mereka mengetahui diri Anda “yang sebenarnya”. Kebohongan ini telah memasuki pikiran Anda dan tanpa kita sadari, kita telah menyirami dan memupuknya selama bertahun-tahun. Saat ini, itu mungkin telah tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar yang berdiri menghalangi komunikasi. Marilah kita mencabut kebohongan ini dan menggantinya dengan kebenaran Tuhan – bahwa kita adalah satu daging (Kejadian 2:21-24). Saya membutuhkan bertahun-tahun dalam pernikahan saya untuk menyadari kebenaran ini. Perspektif yang benar telah membebaskan saya dan saya ingin membagikan kebenaran ini kepada Anda.

Rumah adalah tempat latihan kita dan Tuhan telah meletakkan pelatih-pelatih yang hebat di sana – keluarga kita. Tempat latihan berbeda dengan medan tempur. Banyak langkah-langkah keamanan dalam sebuah tempat latihan. Jadi itu merupakan tempat yang aman, sementara medan perang tidak memiliki batas dan dipenuhi dengan bahaya besar dan ketidakpastian. Para pelatih mengembangkan kemampuan kita, melindungi kita ketika kita gagal, memotivasi kita ketika kita membutuhkan dorongan, membantu kita menyingkirkan kelemahan-kelemahan kita, menuntun kita ke tempat yang lebih aman dan menasihati kita ketika kita diperhadapkan dengan situasi yang sulit. Pelatih dapat menempatkan kita melalui ujian dan tantangan yang sulit yang akan menghasilkan yang terbaik dari dalam diri kita. Semakin banyak pelatih kita mengetahui kelemahan-kelemahan kita, semakin mereka bisa melatih kita dengan lebih baik. Tuhan telah meletakkan pelatih-pelatih ini dalam kehidupan kita. Melalui mereka, kita dapat mengembangkan iman yang lebih kuat, kehidupan doa yang lebih dalam dan sebuah hubungan yang dekat dengan Tuhan. Pelatih bukanlah seperti musuh kita yang hanya ingin menghancurkan kita.

3. MENDENGARKAN, PERMATA YANG TERSEMBUNYI DALAM KOMUNIKASI: Seringkali ketika kita merujuk kepada komunikasi, kita berpikir itu sebagai kemampuan untuk memproyeksikan pemikiran secara jelas dan akurat kepada orang lain. Kita baru saja berdikusi tentang berkomunikasi dengan gender yang berbeda membutuhkan kemampuan yang berbeda pula ketika berkomunikasi dengan sesama gender. Aspek lain yang tidak terpikirkan oleh sebagian besar dari kita adalah “Mendengarkan” dengan hati yang memahami. Itulah yang diminta oleh raja Salomo (1 Raja-Raja 3:9) dan Allah senang bahwa Salomo meminta hal ini dan bukan kekayaan (1 Raja-Raja 3:11-12). Mendengarkan dengan hati yang penuh dengan pengertian berusaha memenuhi kebutuhan dan menunjukkan rasa hormat kepada orang yang berbicara kepada kita. Kita sedang memberitahu orang tersebut bahwa dia layak mendapat perhatian kita. Selain itu, kemungkinan membuat kesalahan akan berkurang jika kita memiliki kemampuan mendengarkan yang baik.

RINGKASAN:
1. Ingatlah untuk berkomunikasi dengan pasangan Anda secara reguler.
2. Berkomunikasi dengan jelas.
3. Dengan kepercayaan saling memberitahu apa yang ada didalam hati Anda.
4. Mendengarkan ketika pasangan Anda sedang berbicara dengan Anda.


Dengan kerendahan hati,
​Pdt. Thomas dan Ibu Pamela Teh
0 Comments



Leave a Reply.

    penulis

    Pdt. Thomas dan Ibu Pamela telah terlibat dalam pelayanan trasformasi hidup dan konseling pribadi. Selama lebih dari 22 tahun, mereka telah terlibat dalam seminar-seminar untuk membantu para pasangan dan keluarga di Indonesia, Malaysia dan Singapura.
    Pengalaman langsung dan prinsip-prinsip Alkitabiah memberikan mereka reputasi yang baik untuk membimbing dan menuntun para pasangan melalui penyelesaian konflik pernikahan dan keluarga.

    RSS Feed

Home
​About Us
​Pic Hub
MMin
Training Center
Resources
Trainings
Newsletters
Contact
Resources
- Gospel Resources
- Letters for Family
- Podcast
- Leadership FAQs
Trainings
- English Training
- Religious Training

Follow us on Social Media

Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: infopicindo@gmail.com
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074
Subscribe to our Weekly Newsletter!
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia 

International Correspondence Address:
360 Dunearn Rd Singapore 299552
Halaman Muka
Tentang Kami
PIC Hub
MMin
Training Center
Sumber Daya
Pelatihan
Newsletters
Kontak
Sumber Daya
- Injil
- Surat untuk Keluarga
- Podcast
- FAQs Kepemimpinan

Pelatihan
- Pelatihan Bahasa Inggris
- Pelatihan Keagamaan​

Ikuti Kami di Media Sosial

Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940
Email: infopicindo@gmail.com
WhatsApp #: +62 812-1524-9079​
Office Number: (0622) 7556074​​
Silakan Berlanggan Buletin Kami!
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia

Alamat Korespondensi Internasional: 
360 Dunearn Rd Singapore 299552
  • Home
  • Halaman Muka
  • About Us
  • Tentang Kami
  • PIC Hub
  • MMin
  • Training Center
  • Resources
    • Gospel Resources
    • Letters for Family
    • Podcast
    • Leadership FAQs
  • Sumber Daya
    • Injil
    • Surat untuk Keluarga
    • Podcast
    • FAQs Kepemimpinan
  • Trainings
    • English Training
    • Religious Training
  • Pelatihan
    • Pelatihan Bahasa Inggris
    • Pelatihan Keagamaan
  • Newsletters
    • Testimonials
  • Newsletters
    • Kesaksian Kesaksian
  • Contact
  • Kontak