SURAT KETUJUH KEPADA KELUARGA
Keluarga yang terkasih, Foto ini, “Anak Perempuan yang Berjuang”, telah memenangkan penghargaan fotografi Pulitzer pada tahun 1994. Foto itu diambil oleh Kevin Carter di Sudan selatan selama masa kelaparan. Nyong, anak perempuan yang ada dalam foto tersebut terlihat sangat lemah akibat kelaparan sehingga dia terjatuh beberapa kali ketika sedang berjalan ke pusat makanan. Kevin mengusir burung heriang tersebut sebelum meninggalkannya untuk mengambil foto di tempat lain. Kevin melihat peristiwa itu sebagai sebuah kesempatan untuk mengambil gambar yang tidak biasa. Dia merasa bahwa mengusir burung heriang itu sudah cukup dan tidak melakukan usaha lebih jauh untuk membantu anak perempuan yang sedang berjuang tersebut. Ketika Anda melihat gambar ini, Anda mungkin memikirkan beberapa cara lain yang bisa Anda lakukan untuk menolong anak itu. Anda sendiri mungkin akan terkejut dengan daftar cara-cara yang Anda pikirkan. Latihan singkat ini juga menyoroti bidang-bidang yang menurut saya kurang dalam cara saya berhubungan dengan orang lain, khususnya dengan yang saya kasihi di rumah saya: 1. Pembawa gambar Allah: Aku diciptakan seturut dengan gambarNya (Kejadin 1:27). Diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik (Efesus 2:10). Ini artinya saya merefleksikan Kristus yang menghasilkan pekerjaan-pekerjaan baik yang merupakan buah dari iman saya. Ketika berhubungan dengan menolong, saya akui bahwa pada saat itu, saya akan melakukan yang minimal dan pergi, bangga dengan fakta bahwa paling tidak saya telah melakukan sesuatu. Dalam banyak kesempatan, saya bisa membantu pasangan dalam banyak cara. Seiring dengan waktu, saya secara alami menjadi lebih sadar bahwa saya telah kehilangan kemuliaan gambaran Allah sehingga dia telah memanggil saya untuk meniru. Melihat ke belakang tentang kehidupan Kristus telah membantu saya memahami bahwa satu-satunya cara saya bisa merefleksikan gambaran Ilahi adalah ‘mati terhadap diri sendiri’ (Lukas 9:23). Suatu tindakan kasih kepada Istri saya tidak cukup. Jika saya bertujuan untuk mengasihi istri saya seumur hidup, saya harus siap untuk menunjukkan kasih saya kepadanya selama sisa hidup saya. Sama halnya, para wanita, tindakanmu untuk tunduk kepada suami Anda membutuhkan konsistensi selama sisa hidup Anda. Kristus telah menunjukkan kasihNya kepada BapaNya dengan menerima kematian di atas kayu salib. Di saat yang sama, Dia juga menunjukkan Roh ketundukanNya melalui ketaatan kepada kehendak BapaNya. Yesus mencakup kualitas Allah sehingga orang lain dapat melihat BapaNya melalui hidupNya. Marilah kita memiliki keinginan yang sama. 2. Melalui mata Tuhan: Saya membutuhkan waktu yang lama untuk menyadari hal ini, dan saya senang atas kesabaran Tuhan kepada saya. Dia telah mengajarkan saya untuk melihat hal-hal melalui mata kasihNya dan bukan melalui mata manusia. Mata manusia diwarnai dengan keegoisan, keserakahan, keirihatian, kecemburuan dan kesombongan. Dengan mata rohani, kita dapat melihat: a. Ketidaktaatan Manusia vs Kasih Allah Ketika anak-anak kita tidak mematuhi kita, hal itu membuat kita marah dan kesal. Sikap ketidaktaatan yang sama terjadi di Taman Eden. Adam dan hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tetapi apa yang Allah lihat adalah kepolosan dan kesederhanaan mereka. KeinginanNya untuk menyelamatkan mereka memunculkan janjiNya akan seorang Penyelamat (Kejadian 3:15). Inilah kasih Allah. b. Dosa Manusia vs Kasih Karunia Allah Manusia terus berbuat dosa. Ada suatu kebutuhan untuk membersihkan dunia. Tetapi Allah kita yang maha tahu melihat betapa tersesatnya manusia dan membuat suatu rencana untuk memberikan mereka waktu untuk bertobat dan berpaling dari dosa. Rentang waktu yang dibutuhkan Nuh untuk membangun bahtera, memenuhi spesifikasi yang telah Allah tetapkan, sekitar 80-100 tahun. Selama rentang waktu tersebut, Allah memakai Nuh untuk memperingatkan manusia tentang penghukuman Tuhan yang akan datang. Ini merupakan bukti kasih karunia Allah sejak permulaan zaman. c. Kejahatan Manusia vs Pengampunan Tuhan Kristus telah menunjukkan apa arti menghidupi gambaran BapaNya. Ketika kita dikritik karena kebenaran, kita sering merasa sakit hati dan salah paham. Akan tetapi, kita perlu mengampuni, bertekun, dan yakin kepada Allah untuk mengarahkan kita. Kristus telah melewati penderitaan fisik dan emosional. Namun, Dia masih rela menderita dan mati demi menebus kita dari dosa-dosa kita. BapaNya harus berpisah dari AnakNya karena dosa dunia berada di atasNya, dan mendorongNya untuk berseru “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Merasakan ketidakhadiran Allah lebih menyakitkan daripada penderitaan yang telah Dia lalui. Dengan semua kejadian tersebut, Kristus melihat kerusakan dan keputusasaan manusia. Dia memiliki kasih kepada kita dan melakukan apa yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan kita. Dia telah mati bagi kita. Inilah bentuk Kasih dan pengampunan Allah. Saya sering berharap saya bisa melakukan lebih untuk menunjukkan karakter Tuhan kepada istri saya. Saya tahu beberapa area yang perlu saya tingkatkan: saya seharusnya bersedia membantunya ketika dia membutuhkan saya, dan jika situasinya memungkinkan, bantu dia beberapa kali dalam beberapa waktu yang singkat. Saya juga seharusnya sabar ketika mengajar atau menjelaskan sesuatu kepadanya, dengan senang hati menghentikan pekerjaan saya karena dia membutuhkan pertolongan dengan segera dan mengambil inisiatif untuk melakukan lebih untuknya guna meringankan beban pekerjaannya. Inilah doa saya “Tuhan, ajar aku untuk melihat orang-orang dan peristiwa-peristiwa melalui mataMu dan untuk memiliki hasrat dan kemampuan untuk menjadi berkat bahkan kepada mereka yang sangat menantang.” Pernikahan bukanlah suatu janji atau kontrak yang bisa dirusak atau diganti. Pernikahan adalah sebuah Ikrar. Suatu Ikrar adalah mengikat dan janji suci. Pernikahan memperjelas kebenaran dan kebesaran Allah. Dia memakainya untuk mengilustrasikan hubungan kekal antara Dia dan gerejaNya (Efesus 5:22-27). Satu bentuk kasih ada dalam sebagian besar situasi-situasi, tetapi hanya melalui pernikahanlah kita dapat mengalami 4 tipe kasih dalam suatu hubungan: 1. Kasih AGAPE (kasih tanpa syarat): Jika mengasihi karena pasangan kita mengasihi kita, baik kepada kita atau memperhatikan kita, itu namanya kasih yang bersyarat. Saya yakin Anda pernah mendengar suami-suami berkata, “Aku akan mencintai istriku jika dia tunduk kepadaku” atau istri-istri berkata bahwa, “Aku akan tunduk kepada suamiku jika aku dapat merasakan cintanya.” Kasih AGAPE adalah kemampuan untuk mengasihi tanpa adanya persyaratan. Ini artinya kita mengasihi pasangan kita dalam suka maupun duka. Beginilah cara Allah mengasihi kita, tanpa syarat. 2. Kasih STORGE (kasih perlindungan): Ketika kita ingin memahami dan berbagi perasaan seseorang, hal itu akan mengeluarkan perasaan dan empati kepada orang tersebut. barulah kita dapat menunjukkan kasih STORGE kepada orang tersebut. Beginilah cara Allah memelihara dan melindungi kita. 3. Kasih FILIA (kasih persahabatan): Ketika Allah melihat bahwa Adam kesepian, Dia menciptakan Hawa sebagai pasangan dan teman. Mereka tertawa bersama, saling percaya, melakukan semua hal bersama-sama dan menikmati kenyamanan kebersamaan mereka. Allah menyediakan bentuk hubungan ini dalam sebuah pernikahan. 4. Kasih EROS: Pernikahan mengizinkan kita untuk mengekspresikan kasih kita terhadap satu sama lain dalam percintaan dan keintiman. Kasih EROS melibatkan hasrat dan perasaan, dan sebagai pengikut Kristus, hal itu melekat kepada hubungan cinta satu laki-laki dan satu perempuan. Kasih ini sangat kuat bahwa seorang pria dan wanita, yang mungkin sudah saling mengenal selama beberapa tahun, bersedia meninggalkan ayah dan ibu mereka yang telah merawat dan mengasihi mereka selama kira-kira 20-30 tahun, hanya demi bersama pasangan mereka. Inilah berkat dan misteri pernikahan. RANGKUMAN: Belajar untuk melihat orang dan situasi dari perspektif Allah dan menilai orang lebih penting daripada menyelesaikan sebuah tugas atau harga suatu objek. Pasangan kita sangat berharga. Allah telah membentuk pernikahan untuk mengilustrasikan hubunganNya dengan gerejaNya. Pernikahan adalah sebuah media untuk menunjukkan kasih Allah dan untuk menyebarkan Injil. Berbagi bersama beberapa keluarga tentang hal: a. Bagaimana kita bisa dapat mengubah pergumulan dan masalah menjadi tantangan agar lebih dekat dengan Tuhan? b. Lihatlah foto “Anak Perempuan yang Berjuang” dan sebutkan 3 cara yang memungkinkan Anda untuk membantu Nyong jika Anda berada di sana. Apa saja motivasi alkitabiah Anda? c. Renungkan situasi sulit Anda di rumah. Sebutkan 3 cara yang memungkinkan Anda membantuk membuat situasi menjadi lebih baik. Ayat apa memberikan Anda inspirasi? Marilah kita membuat sebuah perubahan yang signifikan dalam hubungan pernikahan kita. Dengan kemurahanNya, Pdt. Thomas dan Ibu Pamela Teh
0 Comments
|
penulisPdt. Thomas dan Ibu Pamela telah terlibat dalam pelayanan trasformasi hidup dan konseling pribadi. Selama lebih dari 22 tahun, mereka telah terlibat dalam seminar-seminar untuk membantu para pasangan dan keluarga di Indonesia, Malaysia dan Singapura. |
Follow us on Social MediaWebsite: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940 Email: infopicindo@gmail.com WhatsApp #: +62 812-1524-9079 Office Number: (0622) 7556074 |
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia International Correspondence Address:
360 Dunearn Rd Singapore 299552 |
Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940 Email: infopicindo@gmail.com WhatsApp #: +62 812-1524-9079 Office Number: (0622) 7556074 |
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia International Correspondence Address: 360 Dunearn Rd Singapore 299552 |