SURAT KESEMBILAN KEPADA KELUARGA Keluarga yang terkasih, Berikut adalah jawaban-jawaban yang telah kita tunggu-tunggu dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan: Pertanyaan 1. Dengan tekanan-tekanan sekarang, suami dan istri harus memiliki otoritas yang sama dalam keluarga. Jawaban: SALAH Penjelasan: Allah memakai hubungan suami dan istri untuk menggambarkan hubungan Kristus dengan jemaat (Efesus 5:22-33). Kristus memimpin jemaat dan jemaat tunduk kepada Kristus. Jemaat berada dibawah perlindungan dan otoritas daripada Kristus dan dipanggil untuk taat kepada pengajaran Kristus. Suami memimpin sebagai kepala keluarga dan istri dipanggil untuk membantunya sebagai penolong. Kristus mengasihi jemaat dan mengorbankan nyawanya demi jemaat. Sama halnya dengan suami harus rela berkorban untuk istrinya. Seperti Kristus menyucikan jemaat, suami harus mengambil tanggungjawab untuk memimpin istri dan anak-anaknya kepada pengudusan. Allah telah memberikan peringatan kepada kita tentang kebodohan melayani dua tuan (Matius 6:24). Ketika anak-anak merasakan bahwa ayah dan ibunya memiliki otoritas yang sama, hal itu akan membangkitkan frustasi, pertengkaran, keberpihakan, meremehkan yang satu dan mencintai yang lain atau bahkan tidak menghormati kedua orangtua mereka. Seringkali mereka bertumbuh dengan menolak kepemimpinan ayahnya. Pertanyaan 2. Sebagai kepala rumah tangga, suami hanya perlu mencari Tuhan dalam mengambil keputusan. Jawaban: SALAH Penjelasan: Istri kita adalah penolong. Kita akan salah jika mendefinikasan “tolong” hanya dalam aspek jasmani seperti mengurus anak, memasak, mencuci, membersihkan rumah, dsb. Lebih daripada itu, seorang wanita memiliki kepekaan khusus untuk melihat situasi dan seringkali bahkan karakter seseorang. Dia mampu merasakan moral yang tidak murni hanya dengan memperhatikan mata seseorang, melihat keduniawiannya dari penampilan dan sikap, merasakan roh kesombongan melalui tingkah laku dan mendeteksi melalui kata-kata yang diucapkan. Dia mungkin tidak tahu banyak tentang ide dan pengembangan bisnis, tetapi dia sering mampu melihat ketulusan dan moral rekan bisnis suaminya. Istri Pilatus dapat melihat dengan benar ketidakbersalahan Yesus karena mimpi yang sangat menganggunya. Dia memanggil suaminya untuk tidak menghukum Yesus karena Yesus hanyalah seorang manusia (Matius 27:19). Allah telah memberikan kepada Anda seorang istri yang dapat memperingatkan Anda dalam 4 hal-mental, emosional, kemauan dan rohani. Ambillah nasihat Allah melalui kesatuan roh dengan istri Anda, bukan menolak pandangannya sebagai opini yang kurang informatif. Melalui janji suci pernikahan, dua menjadi satu. Penyatuan kualitas Anda berfungsi untuk melindungi, membimbing dan mengarahkan keluarga ke arah keputusan yang lebih baik. Pertanyaan 3. Melihat pornografi dan materi sensual merusak hubungan pernikahan. Jawaban: BENAR Penjelasan: Kesenangan kita ketika melihat hal-hal seperti itu merupakan sinyal nafsu dan ketamakan yang masih tinggal di dalam kita. Matius 5:28 dengan jelas berkata kepada kita bahwa ketika kita melihat wanita lain dengan nafsu, perzinahan telah mengambil tempat di hati kita. Itu membawa kehancuran yang sama ke dalam hubungan pernikahan. Ayub 31:1 menunjukkan hikmat Ayub tentang masalah ini ketika dia telah membuat suatu perjanjian dengan matanya. Dia tidak ingin melihat hal-hal yang dapat menggodanya untuk berbuat dosa. Biarlah kita terdorong untuk menjadi seperti Ayub. Pertanyaan 4. Memohon pengampunan dapat memulihkan hubungan pernikahan? Jawaban: SALAH Penjelasan: Hal itu tidak akan memulihkan pernikahan. Ketika kita meminta pengampunan dan mampu untuk mengampuni, itu mengizinkan kita untuk memulai proses rekonsiliasi. Menaruh kita pada jalur yang tepat. Yang kedua, hal itu mempersiapkan kita untuk melupakan hal yang menyakitkan di masa lalu. Yang ketiga, itu mendorong kita untuk berusaha dalam pemulihan pernikahan. Oleh karena itu, kita harus menunjukkan kasih kepada istri kita dan menghormati (melalui penundukan) kepada suami kita. Dengan perubahan sikap dan keinginan untuk hidup berdasarkan ajaran Tuhan, kita akan saling membantu untuk memulihkan pernikahan sesuai degan waktunya. Tugas ini mungkin akan menantang khususnya jika kita telah melukai pasangan kita atau telah dilukai (Amsal 18:19), tetapi ini merupakan suatu kesempatan untuk bertumbuh dalam iman, untuk bekerja dalam hidup kita dan merendahkan diri kita dihadapan Tuhan. Pertanyaan 5. Seseorang yang membenci atau tidak suka dengan pasangannya akan memiliki masalah mengasihi Tuhan. Jawaban: BENAR Definisi dari orang munafik adalah seseorang yang berpura-pura memiliki kepercayaan tertentu. Sikap atau perasaan yang tidak sebenarnya. Ini membawa kita kepada pelajaran dalam 1 Yohanes 4:20. Ketika kita benar-benar mengasihi Allah, kita menunjukkannya terlebih dahulu dengan mengashi orang-orang yang dekat dengan kita. Mari kita mengasihi keluarga kita khususnya pasangan kita. Kemudian kita mampu dengan tulus mengatakan bahwa kita mengasihi Allah. Tuhan memakai rumah tangga untuk menunjukkan kepada kita, diri kita yang sebenarnya. Hal-hal yang mampu kita tingkatkan untuk hidup menjadi saksi bagiNya. Rumah adalah tempat pelatihan yang aman dan tempat ujian bagi kita dalam keluarga. Pertanyaan 6. Pasangan saya tidak mengetahui bahwa saya kepahitan dengannya karena saya dapat menyembunikan kepahitan saya dengan baik. Jawaban: SALAH Penjelasan: Anda mungkin berpikir bahwa Anda mampu menyembunyikan kepahitan Anda dengan baik dan pasangan Anda tidak akan pernah tahu, tetapi belumkah kita pernah merasakan sesuatu yang salah ketika rekan kita, teman atau pasangan kita lebih tenang dari biasanya? Tidak ada yang diekspresikan atau ditunjukkan secara terang-terangan, tetapi kita dapat “merasakan” sakitnya, khawatir atau cemas dengan apa yang sedang digumulkan oleh orang tersebut. Kepahitan dibentuk oleh lapisan frustasi, sakit, dan kesedihan yang sangat dalam oleh ketidakmampuan kita untuk mengampuni orang lain. Sangat mustahil untuk menyembunyikan kepahitan kita dengan lama karena kita selalu memberi makan dalam hati kita. Dan ini akan menunjukkan dirinya melalui tanda-tanda dalam kehidupan kita sehari-hari. Itu dapat muncul dalam interkasi kita dengan orang lain, ekspresi perasaan dan wajah. Akibat dari kepahitan adalah kegelisahan, depresi, dan penyakit. Pertanyaan 7. Mengampuni seseorang juga membebaskan orang tersebut dari konseksuensi perbuatannya. Jawaban: SALAH Penjelasan: Pengampunan dan maaf itu berbeda. Jika seseorang yang mengampuni juga memiliki hak untuk membagikan konsekuensi, dia akan berada dalam posisi untuk memaafkan orang itu dari setiap konsekuensi tersebut. Akan tetapi, ini tidak sering terjadi karena dia mungkin berpikir bahwa itu bukanlah merupakan tindakan yang terbaik. Ini dapat dilihat ketika Daud melakukan perzinahan dengan Betsyeba dan membunuh suaminya Uriah. Tuhan mengampuni Daud, tetapi tidak memaafkan dosanya. Hasilnya adalah pembunuhan anak Daud oleh Betsyeba (2 Samuel 12:1-9). Akan ada masa ketika pengampunan dilakukan, tetapi maaf diberikan karena orang tersebut tidak memiliki otoritas untuk menyingkirkan segala konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Anda mungkin telah melihat berita tentang korban yang tidak bersalah disakiti oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Dalam wawancara, keluarga dari korban terkadang mengatakan mereka mengampuni pelakunya, tetapi pengadilan akan menetapkan hukuman penjara sebagai bentuk penghukuman. Untuk itu, keluarga dapat mengampuni, tetapi tidak dalam posisi untuk memaafkan orang tersebut dari konsekuensi atas tindakannya. Pertanyaan 8. Penyebab utama kegagalan pernikahan adalah ketidakcocokan antara suami dan istri. Jawaban: SALAH Penjelasan: Penyebab utama kegagalan pernikahan adalah DOSA, berasal dari 3 sumber:
1. keinginan daging 2. keinginan mata 3. keangkuhan hidup Jika kita ingin melindungi diri kita dari keinginan duniaawi, kita perlu menyingkirkan hawa nafsu dan kesombongan dari hidup kita. Godaan duniawi dan tipu daya setan adalah di luar kendali kita, tetapi kita dapat mengendalikan hawa nafsu dan kesombongan kita. Pertanyaan 9. Kita seharusnya menolong dan mendorong siapa saja yang memiliki pernikahan yang hancur dan untuk membangunnya kembali. Jawaban: SALAH Penjelasan: Kita seharusnya membantu dan mendorong pasangan yang telah menikah untuk membangun kembali pernikahan mereka, tetapi kita harus berhati-hati ketika melakukannya. Kita harus memahami bahwa : a. Pernikahan yang tidak sah, seperti pernikahan dengan saudara sendiri tidak boleh dilakukan. Imamat 18:1-18 menjelaskan dengan jelas bahwa hubungan seksual antara dua orang dalam anggota keluarga adalah dosa. b. Suatu pernikahan diakhiri oleh suami (karena amoralitas istri) tidak dapat dipulihkan jika istri menikahi orang lain (Ul 24:1-4, Yer 3:1). Pertanyaan 10. Kecuali suami dan istri berusaha untuk menyatukan kembali pernikahan, maka sangat mustahil untuk memulihkannya. Jawban: SALAH Penjelasan: Pernikahan adalah perjanjian, yang menandakan kepentingan yang besar tentang bersatunya dua orang (Pengkhotbah 5:4-5). Perjanjian hubungan antara suami dan istri (ketika masing-masing memenuhi peran dan tanggungjawab yang diberikan oleh Tuhan) merupakan cerminan dari kesatuan yang sempurna antara Tuhan dan jemaat. Ketika tujuan dari salah satu pasangan untuk memulihkan hubungan pernikahan berdasarkan ajaran dan prinsip Tuhan, maka Tuhan berada dipihaknya (Roma 8:31). Karena itu merupakan keinginan Tuhan agar pasangan memulihkan pernikahan mereka dan menjadi kesaksian bagiNya di saat yang sama, mencerminkan hubungan Allah dengan jemaat. Mungkin lebih sulit jika hanya satu orang yang ingin membangun kembali pernikahan, tetapi tidak mustahil. Kita tahu bahwa pertentangan suami/istri berkurang karena,melalui demonstrasi kasih dan pengampunan Allah, telah menjamah dan mengubahkan mereka. Pertanyaan 11. Kebutuhan dasar seorang suami dan istri adalah benar-benar sama karena Allah telah memberikan kita sifat manusia yang sama. Jawaban: SALAH Penjelasan: Beberapa kebutuhan sama. Sebagai contoh, kita senang bersama dengan orang-orang yang baik kepada kita dan kita menjauh dari orang-orang yang suka bertengkar dan mengeluh. Kita suka pergi ke acara-acara yang baik seperti kelahiran seorang anak dan cenderung menghindari untuk pergi menyelesaikan masalah keluarga. Melihat lebih dekat, kita tahu itu karena tanggung jawab dan gender yang berbeda, maka kebutuhannya pun harus berbeda. Perbedaan-perbedaan ini dimaksudkan untuk saling melengkapi daripada saling berkompetisi. Suami harus belajar tentang kebutuhan dan keterbatasan istri. Begitu juga istri harus memahami bahwa suami memiliki kebutuhan dan keterbatasan juga. Ketika istri menyadari hal ini, dia akan termotivasi untuk menjadi penolong yang efektif bagi suami (Kejadian 2:18). Pertanyaan 12. Allah menaruhkan “tantangan-tantangan” dalam pernikahan kita. Jawaban: BENAR Penjelasan: Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menemukan bahwa sangat perlu untuk memberikan tantangan-tantangan ke dalam keluarga. Dalam Kejadian 3:16-17, Allah dengan jelas menunjukkan bahwa 4 hal akan terjadi: 1. Istri akan merasakan sakit ketika melahirkan. Tidak ada satu makhluk pun merasakan sakit ketika melahirkan kecuali manusia 2. Dia akan memiliki keinginan untuk mengendalikan suaminya. Dia akan bergulat dengan peran yang diberikan oleh Tuhan sebagai penolong dan kecenderungan dosa untuk menguasai suaminya. Tunduk kepada suami tidak lagi menjadi sukacita melainkan pergumulan. 3. Peran suami sebagai kepala rumah tangga akan penuh dengan tantangan. Akan ada perjuangan untuk meminta dan menggunakan kendali atas istrinya. 4. Suami harus bekerja keras untuk memberi makan keluarganya. Dosa telah mempersulit perannya sebagai kepala rumah tangga. Tantangan-tantangannya akan berasal dari dalam dan luar keluarga. Kelihatannya Allah telah meninggalkan manusia karena dosa. Kenyataannya, Dia hanya meletakkan tantangan-tantangan ini ke dalam kehidupan kita untuk membantu kita mengatasi dosa. Kisah dibalik setiap tantangan mengingatkan kita bahwa kita memiliki Pencipta yang berkuasa dan bahwa kita membutuhkan Dia untuk mengatasi tantangan-tantangan yang sedang kita hadapi setiap hari. Kami ingin memberikan Anda ayat ini. Ayat ini telah mendorong kami untuk tetap dekat dengan Tuhan dan untuk membangun pernikahan kami lebih intim dengan Tuhan.
Oleh AnugerahNya,
Pdt. Thomas dan Ibu Pamela Teh
0 Comments
|
penulisPdt. Thomas dan Ibu Pamela telah terlibat dalam pelayanan trasformasi hidup dan konseling pribadi. Selama lebih dari 22 tahun, mereka telah terlibat dalam seminar-seminar untuk membantu para pasangan dan keluarga di Indonesia, Malaysia dan Singapura. |
Follow us on Social MediaWebsite: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940 Email: [email protected] WhatsApp #: +62 812-1524-9079 Office Number: (0622) 7556074 |
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia International Correspondence Address:
360 Dunearn Rd Singapore 299552 |
Website: www.picindonesia.org
Contact Number: +62813-7002-4940 Email: [email protected] WhatsApp #: +62 812-1524-9079 Office Number: (0622) 7556074 |
Indonesia Headquarters
Jl. Kapten M.H. Sitorus, Kompleks Griya Sitorus Permai No.B15 Pematangsiantar, Timbang galung, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara 21144, Indonesia International Correspondence Address: 360 Dunearn Rd Singapore 299552 |